January 18, 2009

Saya suka ''PINTU TERLARANG'', kamu??

Akhirnya Sabtu kemarin (17/01/08) rasa penasaran saya terbayarkan. Penasaran melihat karya Joko Anwar paling anyar, "Pintu Terlarang". Beruntung sekali film ini diputar lebih cepat di Blitz Megaplex Bandung, karena setahu saya public release film ini baru akan dilakukan 22 Januari nanti. Berlipatlah keberuntungan saya karena saya datang disaat acara Midnight Show
film ini di Bandung, yang artinya akan ada sutradara, aktor pendukung, dan goodie bag (paling penting..hehe) pada acara tersebut. Voila....keinginan saya menjadi kenyataan.

Acara dimulai dengan penampilan Sore, band yang sangat saya puja, dan menjadi salah satu pengisi OST Pintu Terlarang. Mereka tampil membawakan 4 lagu, 2 diantaranya menjadi soundtrack film mas Joko ini.


Tampak hadir malam itu para aktor pendukung, Joko Anwar, dan banyak orang yang sepertinya orang-orang yang terlibat dalam produksi film ini.



Film diawali dengan adegan pembukaan pameran patung karya Gambir (Fachri Albar) seniman patung berbakat yang memiliki istri cantik bernama Talyda (Marsha Timoty), dua sahabat Dadung (Ario Bayu) dan Rio (Otto Jauhari) yang tak pernah bosan membicarakan betapa Gambir sangat beruntung sepanjang hidupnya, Koh Jimmy (Tio Pakusadewo) pemilik Galeri yang oportunis, serta Ibu (Henidar Amroe) yang selalu menginginkan hadirnya seorang cucu dalam kehidupan pernikahan Gambir. Sekilas hidup Gambir tampak sempurna.

Namun dibalik kesempurnaan itu, Gambir hidup dalam lingkaran masalah. Punya istri cantik, tetapi selalu mendominasi kehidupan rumah tangganya, punya Ibu, tetapi selalu mendesak kapan dia bisa memberikan seorang cucu, punya teman sekaligus pemilik galery, Koh Jimmy, tetapi selalu ditekan untuk menghasilkan banyak patung yang bisa dijual. Ditengah tekanan-tekanan itu, Gambir dikejutkan dengan tulisan seperti permintaan "Tolong Saya" yang didapatinya dimana-mana, mulai dari rumah, studio kerja, dan tempat-tempat lain yang ia datangi yang lama kelamaan mengusiknya. Masih dihantui oleh tulisan misterius itu, Gambir menemukan sebuah pintu di rumahnya, pintu berwarna merah, yang sebelumnya tak pernah dilihatnya, sialnya ketika dia berniat membuka pintu itu, lagi-lagi dominasi istrinya mengalahkan niatnya tersebut.

Tak cukup sampai disana, Gambir kembali didera kejutan lain, sebiah klub rahasia bernama Herosase yang ternyata mengantarkannya pada misteri terbesar dalam hidupnya, termasuk tulisan "Tolong Saya" yang selama ini mengusiknya. Selanjutnya film ini menyuguhkan adegan-adegan miris, sadis, dan menakutkan yang akhirnya berujung pada kenyataan pahit dibalik Pintu Terlarang yang membuat Gambir melakukan hal paling mengerikan dalam kehidupannya, yang juga merupakan klimaks dari film ini.

Saya bukan penikmat film berjenis thriller. Kala, karya Joko sebelumnya yang beraliran Noir sukses bikin saya takut di kosan berminggu-minggu. Pintu Terlarang ternyata punya efek samping yang lebih parah, usai menonton saya mendadak mual, tak bisa tidur, dan masih sering membayangkan adegan-adegan sadistik di film itu.

Baiklah, menurut saya film ini :
  • Sutradara : Joko Anwar, saya rasa dia salah satu yang terbaik di Indonesia. Selalu ada "sesuatu" dalam karya-karyanya. Melalui Pintu Terlarang, Joko menyajikan cerita yang diadaptasi dari novel Sekar Ayu Asmara dengan sangat brilian dan tepat. Joko menyajikan film ini seperti sebuah labirin dimana kita akan diajak kedalamnya, lalu keluar atau malah terjebak.
  • Aktor pendukung : Salah satu elemen paling kuat dalam film ini. Semua aktor, mulai dari yang hanya numpang lewat sampai aktor utama bermain sangat powerfull. Fachri sebagai Gambir saya rasa patut diganjar nominasi sebagai aktor terbaik. Marsha bermain apik dan terlihat lebih matang dengan aktingnya. Para aktor pembantu lainnya...jangan tanya, dahsyat, itu kata yang tepat. Saya masih belum bisa lupa tokoh Bu Mona (Kartika Jahja) pemimpin Herosase, yang tak lebih dari 5 menit muncul di film ini, tetapi penampilannya dengan nada bicara dingin, misterius, mampu membuat film ini semakin maknyus.
  • Cerita : Bagian inilah yang berhasil dihadirkan Joko dengan baik. Cerita yang memang jika disajikan lewat gambar akan menghadirkan gambar-gambar yang keras, brutal, sadis. Tetapi Joko menghadirkannya dengan elegan, bernyawa, dan indah. Memang sadis, tetapi indah. Suatu pertanyaan bagi kita semua yang menonton, apakah kita siap memiliki anak, karena tak ada seorang anakpun yang mau dilahirkan ke dunia yang serba keras ini, dan hanya kasih sayang orang tua yang mampu menyelamatkannya. Pertanyaannya apakah kita bisa memberikan "kasih sayang" itu? Saya sedih melihat Gambir, menjadi sesuatu yang tak pernah diinginkannya. Saya takut sekaligus sedih ketika adegan makan malam super sadistik yang menjadi puncak di film ini memperlihatkan Gambir melakukan sesuatu yang mungkin lapisan paling rendah dalam hidup manusia.
  • Sinematografi : Walaupun tidak mengerti dengan unsur-unsur sinematografi, saya melihat film ini disajikan lebih rapi dan halus ketimbang Kala, baik itu gambarnya, warna-warna yang disajikan, maupun editingnya. Film ini bernuansa gelap, tetapi di sisi lain juga bernuansa cerah, terlihat dari opening scene dengan warna-warna seperti merah, kuning, biru dengan efek animasi seperti film-film jadul.
  • Musik : Salah satu unsur paling oukeh juga. Departemen yg diisi oleh Aghi Narotama, Bemby Gusti dan Mondo Gascaro ini patut diacungi jempol. Scoringnya luar biasa mantap. Nuansa jazz, klasik, swing, membuat film ini semakin indah.
  • Kostum : Saya menyukai outfit yang dikenakan para pemain, classy, elegan, dan indah. Terutama tokoh Talyda, gaun-gaunnya sangat indah, , :D
  • tambahan : scene Gambir tampak belakang ketika beliau sedang mandi cukup bikin saya melting..hahahahahahaha
Secara keseluruhan film ini sangat layak untuk ditonton, worthed tiap rupiah yang dikeluarkan. Saya kasih 9/10 untuk Pintu Terlarang...senang, karena puas menyaksikan karya bagus sutradara Indonesia, dan hadiah-hadiah di dalam goodiebag tentunya..hehehe


4 comments:

  1. Hai, salam kenal :)
    barusan saya nonton pintu terlarang. dan seriously, baguss!!! saya juga nggak terlalu suka film bergenre thriller & noir, tapi yang ini cukup membuat saya berdecak kagum.

    bener2 film thriller Indonesia yang berkualitas, ditengah menjamurnya film2 sampah di bioskop. Quite a refreshment :) Nggak malu2in lah kalo disandingin/ ditonton orang di luar negeri.

    ReplyDelete
  2. hi anedya, salam kenal juga....setubuh...bisa lah ya..disandingkan dg karya sineas2 luar..katanya next Joko's project bakalan lebih ok, Modus Animali, can't wait to see..:D

    ReplyDelete
  3. Makasih ya reviewnya..
    Karna baca review ini, tadi saya langsung pergi nonton film ini..
    Memang agak telat sih..

    Tapi gpp..
    Filmnya ternyata memang keren..
    Kelam.. Imajinatif.. absurd..
    pokoknya saya puas sama film ini..

    ReplyDelete
  4. agung : yayaya...mari kita tunggu joko's next project, biar lebih terpuaskan..:)

    ReplyDelete